Aneka Resep

Roti dikonsumsi sebagai pengganti di beberapa negara. Bahkan di negara dengan makanan pokok nasi pun, roti menjadi salah satu kudapan favorit baik untuk camilan ataupun acara – acara perkumpulan. Buka wawasanmu dengan mengenal 5 macam roti paling enak dan paling difavoritkan di setiap belahan dunia. Apa saja? Simak berikut ini dikutip dari vemale.com

1. Cheese Bread (Paraguay)

Roti ini berukuran kecil dengan citarasa keju. Roti yang berasal dari Paraguay ini sangat nikmat dinikmati dalam acara minum teh di sore hari. Cara memakannya tidak perlu dipotong sehingga bisa langsung dimakan dalam sekali lahap.

2. Banana Bread (Amerika Serikat)

Roti ini sangat populer di Amerika Serikat sebagai sarapan pagi atau bekal anak sekolah. Aroma pisangnya sangat khas dengan tekstur lembut. Para orang tua sering membawakan bekal roti ini kepada anak mereka karena kandungan nutrisi pada pisang yang sangat bermanfaat. Banana bread juga termasuk roti yang tahan lama dan tidak mudah keras jadi tidak perlu dihangatkan saat akan menyantapnya.

3. Naan (India)

India terkenal dengan roti maryamnya, namun tahukan Anda bahwa di India juga terdapat roti Naan yang sangat enak. Bentuknya pipih, lembut dan pipih meski rasanya sedikit hambar. Orang India banyak menyantap roti ini sebagai teman gulai atau kari saat makan malam.

4. Baguette (Perancis)

Baguette dari Perancis ini sudah tidak diragukan lagi keenakannya. Cara menyajikannya dipotong-potong dan dijadikan santapan makan makan atau sarapan bersama sup. Tidak hanya di Perancis saja, roti ini juga menjadi santapan utama di setiap Negara Eropa biasanya dinikmati dengan  sup, cream cheese atau salad.

5. Focaccia (Italia)

Roti ini terbuat dari gandum yang bermanfaat untuk kesehatan dan pengganti nasi. Warnanya putih tulang dan berbentuk persegi panjang. Roti ini terkenal enak dan bisa dinikmati dalam setiap suasana. Akan lebih nikmati jika disantap dengan siraman saus roti dan ditemani secangkir latte.(sumber}

̳̿-̳̳̿̿A̳̳̿̿d̳̳̿̿u̳̳̿̿k̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿p̳̳̿̿u̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿r̳̳̿̿i̳̳̿̿g̳̳̿̿u̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿a̳̳̿̿g̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿s̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿B̳̳̿̿u̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿l̳̳̿̿u̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿h̳̳̿̿n̳̳̿̿y̳̳̿̿a̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿T̳̳̿̿u̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿u̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿u̳̳̿̿s̳̳̿̿u̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿k̳̳̿̿i̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿k̳̳̿̿i̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿k̳̳̿̿e̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿m̳̳̿̿ ̳̳̿̿l̳̳̿̿u̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿u̳̳̿̿k̳̳̿̿-̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿u̳̳̿̿k̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿.̳̳̿̿
̳̳̿̿-̳̳̿̿U̳̳̿̿l̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿l̳̳̿̿i̳̳̿̿s̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿k̳̳̿̿ ̳̳̿̿l̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿k̳̳̿̿e̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿B̳̳̿̿u̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿u̳̳̿̿t̳̳̿̿u̳̳̿̿p̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿s̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿k̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿-̳̳̿̿S̳̳̿̿i̳̳̿̿m̳̳̿̿p̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿r̳̳̿̿n̳̳̿̿-̳̳̿̿p̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿3̳̳̿̿0̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿i̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿h̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿
̳̳̿̿-̳̳̿̿P̳̳̿̿u̳̳̿̿k̳̳̿̿u̳̳̿̿l̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿u̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿y̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿k̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿u̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿P̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿-̳̳̿̿p̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿-̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿b̳̳̿̿e̳̳̿̿r̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿3̳̳̿̿0̳̳̿̿ ̳̳̿̿g̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿b̳̳̿̿u̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿T̳̳̿̿u̳̳̿̿t̳̳̿̿u̳̳̿̿p̳̳̿̿ ̳̳̿̿k̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿l̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿s̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿k̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿m̳̳̿̿p̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿p̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿1̳̳̿̿0̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿i̳̳̿̿t̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿S̳̳̿̿i̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿h̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿
̳̳̿̿-̳̳̿̿A̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿i̳̳̿̿l̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿p̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿i̳̳̿̿p̳̳̿̿i̳̳̿̿h̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿I̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿1̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿d̳̳̿̿m̳̳̿̿ ̳̳̿̿a̳̳̿̿d̳̳̿̿o̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿i̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿l̳̳̿̿i̳̳̿̿p̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿b̳̳̿̿e̳̳̿̿r̳̳̿̿b̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿t̳̳̿̿u̳̳̿̿k̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿h̳̳̿̿ ̳̳̿̿l̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿i̳̳̿̿l̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿a̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿i̳̳̿̿l̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿e̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿g̳̳̿̿i̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿i̳̳̿̿r̳̳̿̿n̳̳̿̿y̳̳̿̿a̳̳̿̿.̳̳̿̿
̳̳̿̿-̳̳̿̿T̳̳̿̿u̳̳̿̿t̳̳̿̿u̳̳̿̿p̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿b̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿ ̳̳̿̿p̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿s̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿k̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿a̳̳̿̿m̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿e̳̳̿̿m̳̳̿̿p̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿1̳̳̿̿0̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿i̳̳̿̿t̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿S̳̳̿̿i̳̳̿̿s̳̳̿̿i̳̳̿̿h̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿
̳̳̿̿-̳̳̿̿P̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿s̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿y̳̳̿̿a̳̳̿̿k̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿g̳̳̿̿o̳̳̿̿r̳̳̿̿e̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿r̳̳̿̿o̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿h̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿g̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿m̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿b̳̳̿̿e̳̳̿̿r̳̳̿̿w̳̳̿̿a̳̳̿̿r̳̳̿̿n̳̳̿̿a̳̳̿̿ ̳̳̿̿k̳̳̿̿u̳̳̿̿n̳̳̿̿i̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿ ̳̳̿̿k̳̳̿̿e̳̳̿̿c̳̳̿̿o̳̳̿̿k̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿ ̳̳̿̿A̳̳̿̿n̳̳̿̿g̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿t̳̳̿̿,̳̳̿̿ ̳̳̿̿t̳̳̿̿i̳̳̿̿r̳̳̿̿i̳̳̿̿s̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̳̿̿s̳̳̿̿e̳̳̿̿l̳̳̿̿e̳̳̿̿s̳̳̿̿a̳̳̿̿i̳̳̿̿ ̳̳̿̿d̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿ ̳̳̿̿s̳̳̿̿a̳̳̿̿j̳̳̿̿i̳̳̿̿k̳̳̿̿a̳̳̿̿n̳̳̿̿.̳̿

Selamat mencoba.

Gimana mudah bukan ? selamat mencoba ya.

Jenis makanan diatas bisa anda coba dan tentunya rasakan perbedaannya jika anda mengkomsumdi salah satu makanan tersebut.

Nah mudah kan buatnya,baca juga yach resep lainnya.

Campur daging kambing dengan bawang merah, merica bubuk, dan garam. Aduk rata.
Lilitkan disusuk sate agak besar. Bungkus dengan lemak kambing.
Oles dengan bahan olesan
Bakar sambil dioles dengan bahan bakar olesan sampai matang
Sajikan dengan pelengkapnya.

Disajikan untuk 4 Porsi

750 gram iga kambing, potong-potong
2 sendok teh air jeruk limau
3 lembar daun salam
2 batang serai, dimemarkan
5 butir cengkeh
2 cm kayumanis
1 1/2 sendok makan garam
1/2 sendok teh merica bubuk
1/2 sendok teh pala
3 sendok makan bawang goreng untuk taburan
2.500 ml air
2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu Halus:
10 butir bawang merah
4 siung bawang putih

Bahan Acar:
2 buah ketimun, buang bijinya, potong kotak 1 cm
1 buah wortel, potong kotak 1 cm
1/2 sendok teh cuka
1 sendok makan gula pasir
1 sendok teh garam

Cara membuat sup iga kambing gurih:

Aduk rata bahan acar. Diamkan 1 jam. Sisihkan.
Lumuri iga kambing dan air jeruk limau. Diamkan 15 menit. Rebus di dalam 1.500 ml air dan 2 cm jahe sampai mendidih. Buang air rebusannya.
Rebus air bersama iga kambing. Tambahkan cengkeh, kayumanis, daun salam, dan serai sampai harum. Tambahkan garam, merica, dan pala. Aduk rata.
Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan ke dalam rebusan iga kambing. Masak sampai matang dan empuk.
Sajikan dengan taburan bawang merah goreng dan acar.

Coba juga Resep Sate Kambing Manis

-250 gram tepung terigu cakra
-4 sdm gula pasir
-1 sdt fermipan
-1 butir telur
-susu cair secukupnya
3 sdm mentega
-minyak untuk menggoreng secukupnya

Cara membuatmya:

-Campur tepung terigu, gula, dan fermipan. Lalu masukkan telur. Aduk rata. 

-Tambahkan susu sedikit demi sedikit. Uleni hingga adonan kalis (hentikan pemberian susu jika adonan sudah kalis)
-Tambahkan mentega. Uleni kembali hingga adonan kalis elastis. Tutup adonan dengan kain dan diamkan selama 45 menit. Lalu kempiskan adonan. Bagi adonan menjadi beberapa. Bentuk menjadi donat berukuran kecil, atau gunakan cetakan donat yang dijual di pasaran. Diamkan lagi selama 15 menit. Tutup dengan kain.
-Setelah 15 menit, goreng donat dengan minyak panas. Angkat.
Beri topping sesuai selera.

Gimana ? mudahkan proses pembuatan kue donatnya,baca juga Resep Membuat Kue Bolu Coklat

A.   UMUR 6 BULAN :

Pertama kali memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) kepada bayi disarankan untuk mengenalkan tekstur yang encer terlebih dahulu. Mulailah dengan makanan lunak seperti biskuit yang diencerkan pakai air atau susu dan kenalkan juga secara perlahan bubur susu. Kemudian dicoba dikombinasikan dengan sayuran dan buah. Untuk penggunaan susu bisa menggunakan ASI atau Susu Formula.

6 buah terung hijau bulat, dipotong-potong
8 lonjor kacang panjang, dipotong ½ cm
3 buah ketimun, dipotong-potong
150 gram taoge
150 gram kol, diiris
150 gram daun kemangi, disiangi

Bumbu Ulek:
18 buah cabai rawit merah
24 cm kencur
1 sendok makan terasi bakar
1 sendok makan garam
7 1/2 sendok makan gula merah
300 gram kacang tanah kulit, digoreng, dihaluskan
2 sendok makan asam jawa dilarutkan dalam 150 ml air

Cara Membuat Karedok Enak :

Ulek cabai rawit merah, kencur, terasi, garam, dan gula merah sampai halus. Masukkan kacang tanah. Ulek hingga kacang halus. Tambahkan air asam jawa. Ulek rata.
Masukkan terung, kacang panjang, ketimun, taoge, kol, dan daun kemangi. Aduk rata.

Untuk 6 porsi

Coba juga resep lainnya Membuat Soto Ayam Khas bandung

Coba juga resep lainnya Resep Kue Bolu dengan 3 rasa berbeda

200 gram tepung terigu, ayak
30 gram tepung maizena, ayak
200 gram margarin
3 kuning telur
50 gram keju edam parut
50 gram keju cheddar parut
1/4 sendok teh garam
Gula halus atau gula halus mint untuk taburan

Cara Membuat:

Kocok margarin hingga lembut, masukkan telur dan kocok terus hingga mengembang.
Masukkan sedikit demi sedikit tepung terigu dan tepung maizena. Aduk hingga rata.
Masukkan keju edam, keju cheddar dan garam. Aduk hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk.
Ambil adonan dengan ukuran satu sendok teh, bentuk menjadi bulatan lalu bentuk menjadi bulan sabit.
Susun adonan yang telah dicetak di atas loyang yang sudah dioles dengan mentega.
Panggang kue dalam oven dengan suhu 170 derajat celsius selama 15 – 20 menit atau hingga matang.
Keluarkan kue, dinginkan dalam suhu ruangan.
Saat kue sudah dingin, beri taburan gula halus. Susun dalam toples dengan tutup rapat.
Coba juga Resep Kue Nastar Selai Nanas

Coba juga Cara Buat Kue Kering Putri Salju

6.Perhatikan waktu dan suhu pemanggangan. Sekalipun sudah diatur, sebaiknya cek sesekali. Karena, terkadang posisi pemanggang juga berpengaruh pada tingkat kematangan. Proses pematangan kue masih berlangsung, meski kue telah keluar dari oven. Karena itu, kue kering baru matang sempurna setelah betul-betul dingin.

Selesai itu anda tinggal klik resep-resep kue dibawah ini yang akan lengkap tersaji dengan cara membuat kuenya.

Nastar Selai Nanas
Chocolate Cornflakes Cookies
Kue Sagu Keju
Kue Kacang
Kue kering choco chips
Kue Kering Havermut Keju
Kue Kering Lidah Kucing
Kue Kering Kurma
Kue Kering Jagung
Kue Bangkit
Kue Kering Semprit Susu
Kue Coklat
Kue Kering Lontong Paris
Greentea Cookies
Macaroon
Kue Kering Kelapa Coklat
Kastengel Keju
Kue kering Putri Salju
Kue Kering Satu Kacang Hijau
 Kue Kuping Gajah